
Keadaan suhu bumi sangat ditentukan oleh adanya keseimbangan antara energi yang datang dari matahari dalam bentuk radiasi dengan energi yang diemisikan dari permukaan bumi ke ruang angkasa dalam bentuk radiasi infra merah. Biasanya radiasi matahari melewati atomosfer yang kemudian sebagian besar diserap oleh permukaan bumi. Sedangkan radiasi infra merah dari permukaan bumi sebagian diserap oleh gas rumah kaca (GRK) sebagian lagi ke permukaan bumi dan atmosfer bawah. Masalahnya yang terjadi saat ini adalah konsentrasi gas rumah kaca semakin bertambah melebihi tingkat normal sehingga sebagian radiasi yang berasal dari matahari maupun permukaan bumi terjebak oleh gas-gas rumah kaca yang mengakibatkan radiasi tidak dapat ke luar angkasa dan kembali ke permukaan bumi sehingga memanaskan suhu bumi. Dibawah ini terdapat gambar proses efek rumah kaca secara sederhana :

Karbondioksida (CO2) adalah gas rumah kaca yang sangat penting, dimana sebagian dihasilkan dari aktivitas manusia. Sekitar 5,5 giga ton per tahun (5,5, milyar ton per tahun) karbon telah diemisikan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas dan batubara oleh kegiatan industri, rumah tangga, transportasi dan stasiun pembangkit. Sebagian kecil emisi berasal dari produksi semen dan sekitar 1,5 giga ton karbon per tahun berasal dari perubahan tata guna lahan seperti penggundulan hutan. (IPCC;2001 dalam LAPAN 2002;3) Dengan terjadinya perubahan iklim ternyata telah menimbulkan dampak pada berbagai hal seperti :
- Dampak pada vegetasi alamiah
Secara singkat dalam skenario yang dikemukakan oleh IPCC terutama skenario emisi tanpa mitigasi (pencegahan) maka akan terjadi kondisi penguningan pada daun di hutan tropis dan padang rumput tropis di tahun 2080-an khususnya di Afrika dan Amerika Latin. (IPCC:2001) - Dampak pada sumber air
Dalam skenario IPCC tanpa mitigasi maka di tahun 2080 akan terjadi penurunan cadangan air besar-besaran di Australia, India, Afrika bagian selatan dan Eropa serta Timur Tengah. - Dampak pada cadangan pangan
Dalam skenario IPCC tanpa mitigasi maka di tahun 2080 akan terjadi penurunan produksi padi-padian di Afrika, Timur Tengah dan India. Namun perlu diperhatikan justru lintang tinggi dan menengah yaitu di Cina, Kanada dan Argentina produksi padi-padian akan meningkat. - Dampak pada kenaikan panas laut
Tanpa mitigasi maka di tahun 2080 paras laut akan naik sekitar 40 cm sehingga menimbulkan banjir yang merugikan. 60 % kenaikan ini akan terjadi di Asia Tenggara seperti Vietnam, Philipina dan Indonesia. - Dampak pada kesehatan manusia
Tanpa mitigasi sekitar tahun 2080 diperkirakan 290 juta penduduk dunia akan mengalami resiko terjangkit malaria falciparum. Kenaikan ini akan terjadi di Cina dan Asia Tengah. Karena itu diperlukan mitigasi dan reduksi emisi yang mengarah pada stabilisasi CO2 sehingga diharapkan alam akan mampu menyesuaikan diri terhadap proses perubahan iklim global.
Beberapa upaya yang dapat kita lakukan :
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sangatlah sulit, apalagi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Perasaan gengsi, ingin lebih nyaman, tidak adanya kendaraan umum yang memadai dll, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kendaraan pribadi. Namun jika harus mengendarai kendaraan pribadi pastikan bahwa kendaraan tersebut harus hemat BBM dan BBM tersebut hendaknya yang ramah lingkungan. Selain itu kurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk jarak dekat. Alternatif kendaraan untuk jarak dekat diantaranya adalah jalan kaki atau bersepeda. - Gunakan transportasi umum.
Tidak mudah untuk menggunakan transportasi umum kecuali bagi yang terbiasa. Penggunaan transportasi umum sangat membantu untuk mengurangi gas emisi rumah kaca. Namun demikian perawatan kendaraan umum juga sangat besar pengaruhnya. Karena itu perlu diusulkan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi umum sehingga menjadi lebih baik. - Menghentikan penebangan hutan.
Penebangan hutan hingga saat ini masih menjadi isu yang menarik perhatian. Rata-rata setiap hari lebih negara dirugikan lebih dari 1 milyar rupiah setiap harinya akibat penebangan hutan yang liar (illegal loging). Padahal hutan sangat bermanfaat untuk menyerap CO2. Karena itu perlu didukung penanaman jenis-jenis tanaman yang mampu menyerap karbon. - Mencegah kebakaran hutan.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia sangat besar dampaknya. Hal ini dikarenakan kebutuhan untuk mendapatkan lahan yang lebih luas. Akibat dari kebakaran hutan maka luasan daerah yang mampu menyerap karbon akan berkurang. Dampak yang lebih parah adalah semakin meluasnya wilayah-wilayah yang potensial menjadi daerah gurun. - Mengurangi sampah rumah tangga dan industri.
Tindakan ini memang tidak mudah dilakukan. Sosialisasi mengenai program ini sudah berlangsung puluhan tahun namun nampaknya masih jauh dari harapan. Sampah yang semakin banyak dan tidak didaur ulang akan dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dimana TPA memiliki banyak kandungan methan yang tinggi. - Lakukan hemat energi.
Melakukan hemat energi misalnya dengan mengurangi penggunaan lampu yang tidak diperlukan, pemakaian televisi yang terus menerus agak dikurangi dll. Hemat energi akan juga menghemat penggunaan batubara di PLTU. - Kurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang meningkatkan efek rumah kaca.
Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti CFC untuk AC dan penggunaan bahan kimia lainnya juga diharapkan akan mengurangi efek rumah kaca. - Kembangkan energi alternative.
Mengembangkan energi alternatif sangat penting. Energi yang berasal dari angin, sinar matahari, air dll sebenarnya sangat potensial digunakan di Indonesia. Karena itu hendaknya dari aspek kebijakan nasional energi perlu didorong pengembangan energi alternatif ini. Masih banyak cara-cara lain yang ditempuh untuk mengurangi efek rumah kaca seperti, kebijakan penggunaan bensin, pengurangan daerah-daerah tandus dll. Cara-cara yang sederhana hingga yang rumit harus dilakukan namun dengan cara simultan dari mulai perencanaan hingga evaluasi terhadap seluruh kebijakan lingkungan hidup di Indonesia. Tindakan ini dapat dilakukan misalnya penyadaran terhadap kalangan siswa didik melalui pendidikan lingkungan hingga implementasi pada kebijakan nasional mengenai pendidikan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, AI. 2001. Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara Kepulauan Indonesia, dalam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta.
KLH. 1992. Dampak Perubahan Iklim, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
_____. Tanpa tahun. Respon Indonesia Terhadap Isu-isu Lingkungan Global, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, Jakarta.
_____2001. Tanya Jawab tentang Isu-isu Perubahan iklim, Kementerian Lingkungan hidup, Jakarta.
LAPAN, 2003. Landasan Ilmiah Perubahan Iklim, Bandung. Intergovernmental Panel on Climate Change,1995. Climate Change 1994, IPCC, Cambridge University Press, London.
Sumber foto : www.masternewmedia.org
Sumber foto: www.globalwarmingindonesia.co.cc
Budianto, AI. 2001. Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara Kepulauan Indonesia, dalam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta.
KLH. 1992. Dampak Perubahan Iklim, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
_____. Tanpa tahun. Respon Indonesia Terhadap Isu-isu Lingkungan Global, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, Jakarta.
_____2001. Tanya Jawab tentang Isu-isu Perubahan iklim, Kementerian Lingkungan hidup, Jakarta.
LAPAN, 2003. Landasan Ilmiah Perubahan Iklim, Bandung. Intergovernmental Panel on Climate Change,1995. Climate Change 1994, IPCC, Cambridge University Press, London.
Sumber foto : www.masternewmedia.org
Sumber foto: www.globalwarmingindonesia.co.cc
0 komentar:
Posting Komentar